Dalam usaha
mencapai tujuan nasional masih banyak yang mempunyai pandangan berbeda atau
persepsi berbeda. Untuk itu pemerintah Indonesia telah mempunyai rumusan dalam
konsep pandangan nasional yang komprehensif dan integral dalam bentuk wawasan
nusantara. Wawasan ini akan memberikan konsepsi yang sama pada peserta didik
tentang visi ke depan bangsa Indonesia untuk menciptakan kesatuan dan
persatuan, sehingga akan menghasilkan integrasi nasional.
Secara teoretis
integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan perasaan keterikatan pada suatu
pranata dalam suatu lingkup teritorial guna memenuhi harapan-harapan yang
bergantung secara damai di antara penduduk. Secara etimologis, integrasi
berasal dari kata integrate, yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi
suatu keseluruhan. Kata bendanya integritas berarti utuh. Oleh karena itu,
pengertian integrasi adalah membuat unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan dan
utuh. Integrasi berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan
dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis
dalam kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyankan “Bhineka
Tunggal Ika”. Integrasi nasional merupakan hal yang didambakan yang dapat
mengatasi perbedaan suku, antargolongan, ras, dan agama (SARA). Kebhinekaan ini
merupakan aset bangsa Indonesia jika diterima secara ikhlas untuk saling
menerima dan menghormati dalam wadah NKRI.
Menurut Sartono
Kartodirdjo, integrasi nasional berawal dari integrasi teritorial dan merupakan
integrasi geopolitik yang dibentuk oleh transportasi, navigasi, dan
perdagangan, sehingga tercipta komunikasi ekonomi, sosial, politik, kultural
yang semakin luas dan intensif. Pada masa prasejarah telah terbentuk jaringan
navigasi yang kemudian berkembang dan sampai puncaknya pada masa Sriwijaya dan
Majapahit serta yang pada zaman Hindia Belanda diintesifkan melalui ekspedisi
militer. Pada masa NKRI diperkokoh dengan adanya sistem administrasi yang
sentralistik melalui sistem idukasi, militer, dan komunikasi (Sartono
Kartodirdjo, 1993: 85).
Menurut Drake
integrasi nasional adalah suatu konsep yang multidimensional, kompleks, dan
dinamis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam integrasi nasional antara
lain sebagai berikut. Pertama, pengalaman historis yang tampil sebagai
kekuasaan yang kohesif, berawal dari penderitaan yang menjadi bagian warisan
bersama sebuah negara. Kedua, atribut sosio-kultural bersama seperti bahasa,
bendera, bangsa yang membedakan dengan bangsa lain dan yang memungkinkan WNI
memiliki rasa persatuan. Ketiga, interaksi berbagai pihak di dalam negara
kebangsaan dan adanya interdependensi ekonomi regional (Flip Litay, 1997; 10).
Masyarakat
Indonesia sangat heterogin dan pluralistis. Oleh karena itu, bagi integrasi
sosial budaya unsur-unsurnya memerlukan nilai-nilai sebagai orientasi tujuan
kolektif bagi interaksi antarunsur. Dalam hubungan ini ideologi bangsa, nilai
nasionalisme, kebudayaan nasional mempunyai fungsi strategis. Nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya dapat menggantikan nilai-nilai tradisonal dan primodial
yang tidak relevan dengan masyarakat baru. Dengan demikian nilai nasionalisme
memiliki nilai ganda, yaitu selain meningkatkan integrasi nasional, juga
berfungsi menanggulangi dampak kapitalisme dan globalisasi serta dapat
mengatasi segala hambatan ikatan primordial.
Apabila dipikirkan
antara integrasi dan nasionalisme saling terkait. Integrasi memberi sumbangan
terhadap nasionalisme dan nasionalisme mendukung integrasi nasional. Oleh
karena itu, integrasi nasional harus terus dibina dan diperkuat dari waktu ke
waktu. Kelalaian terhadap pembinaan integrasi dapat menimbulkan konflik dan
disintegrasi bangsa. Sebagai contoh, keinginan berpisah dari NKRI oleh sebagian
masyarakat Papua, Aceh, dan Maluku karena selama puluhan tahun mereka hanya
sebagai objek dan bukan subjek. Mereka hanya mendapat janji-janji kesejahteraan
tanpa bukti dan menentang ketidakadilan di segala bidang. Oleh karena itu,
diharapkan pemerintah pusat dapat mengakomodasikan setiap isu yang timbul di
daerah.
Integrasi
nasional biasanya dikaitkan dengan pembangunan nasional karena masyarakat
Indonesia yang majemuk sangat diperlukan untuk memupuk rasa kesatuan dan
persatuan agar pembangunan nasional tidak terkendala. Dalam hal ini kata-kata
kunci yang harus diperhatikan adalah mempertahankan masyarakat dalam keadaan harmonis
dan saling membantu atau dalam koridor lintas SARA. Integrasi mengingatkan
adanya kekuatan yang menggerakkan setiap individu untuk hidup bersama sebagai
bangsa. Dengan integrasi yang tangguh yang tercermin dari rasa cinta, bangga,
hormat, dan loyal kepada negara, cita-cita nasionalisme dapat terwujud.
Dalam integrasi
nasional masyarakat termotivasi untuk loyal kepada negara dan bangsa. Dalam
integrasi terkandung cita-cita untuk menyatukan rakyat mengatasi SARA melalui
pembangunan integral. Integrasi nasional yang solid akan memperlancar
pembangunan nasional dan pembangunan yang berhasil akan memberikan dampak
positip terhadap negara dan bangsa sebagai perwujudan nasionalisme. Dengan
berhasilnya pembangunan sebagai wujud nasionalisme, konflik-konflik yang
mengarah kepada perpecahan atau disintegrasi dapat diatasi karena integrasi
nasional memerlukan kesadaran untuk hidup bersama dalam mewujudkan masyarakat
yang harmonis. Negara dan bangsa sebagai institusi yang diakui, didukung, dan
dibela oleh rakyat diharapkan mampu mengakomodasikan seluruh kepentingan
masyarakat dan memperjuangkan nasip seluruh warga bangsa.
Dalam mengatasi
isu-isu disintegrasi, pemerintah perlu melegalkan tuntutan mereka sejauh masih
dalam koridor NKRI. Selruh warga bangsa perlu berempati pada masyarakat Papua,
Aceh, dan Maluku. Perlu dimengerti bahwa masyarakat Papua adalah Indonesia yang
di dalamnya terdiri dari banyak etnis, sebab tanpa Aceh dan Papua Indonesia
bukan “Indonesia Raya” lagi. Dengan menaruh rasa empati kepada mereka, serta
disertai tindakan nyata yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat yang
menginginkan untuk berpisah tersebut dapat menyadari bahwa mereka dan “kita”
adalah satu untuk mewujudkan kepentingan bersama, kemakmuran bersama, rasa
keadilan bersama, dalam wadah NKRI. Namun bila isu-isu tidak pernah ditanggapi
dan justru dengan pendekatan keamanan (militer), hal ini akan menimbulkan
kesulitan di masa yang akan datang. Tututan yang wajar perlu diakomodasikan
sehingga mungkin dapat meredakan keinginan berpisah dari NKRI. Perlu dicatat
bahwa pemerintah RI harus meningkatkan kesejahteraan seluruh warga bangsa
karena hal ini merupakan kunci terciptanya integrasi nasional demi terwujudnya
cia-cita nasionalisme.
Dalam usaha
mencapai tujuan nasional, masih banyak yang memiliki pandangan berbeda. Untuk
itu pemerintah telah merumuskan pandangan nasional yang komperhensif dan
integral yang dikenal dengan wawasan nusantara. Wawasan ini akan memberikan
konsepsi yang sama kepada peserta didik tentang visi ke depan bangsa Indonesia
untuk menciptakan kesatuan dan persatuan secara utuh, sehingga dapat mewujudkan
integrasi nasional. Adanya nilai-nilai nasionalisme, khususnya nilai kesatuan,
sangat mendukung terwujudnya integrasi nasional. Dengan demikian nilai-nilai
wawasan nusantara, kususnya nilai kesatuan, yaitu kesatuan IPOLEKSOSBUD-HANKAM
sangat mendukung adanya integrasi nasional.
Sumber : http://adwintaactivity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar