Analisa Rasio Laporan
Keuangan: Perhitungan Rentabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas Pada PT. Telekomunikasi, Tbk
Analisa rasio keuangan
adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi
terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio
keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor
dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.
Perhitungan Rasio
Rentabilitas, Solvabilitas, dan Likuiditas :
1. Laporan Neraca
Konsolidasian PT. Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan.
1.
Laporan Laba Rugi PT Telekomunikasi Tbk.
Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba
sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas
mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset
perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Rumus:
= Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp22.447.021 =
0.229486415 / 0.23
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp21.416.351 = 0.214682081 / 0.21
Rp99.758.447
Rendahnya rentabilitas tergantung pada :
Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang
biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang
dilakukan.
Rumus:
= Laba bersih sebelum
pajak
Penjualan
Tahun 2009 Rp22.447.021 =
0.331676185 / 0.33 = 33%
Rp67.677.518
Tahun 2010 Rp21.416.351 =
0.312058962 / 0.31 = 31%
Rp68.629.181
Asset Turnover
Rasio yang biasanya
digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin
cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
= Penjualan
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp67.677.518 =
0,6918989847686674 / 0.70 = 7%
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp68.629.181 =
0,6879535825171777 / 0.69 = 69%
Rp99.758.447
Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau
panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
Rasio solvabilitas terdiri dari:
Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio
Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh
mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan
untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus:
= Total Hutang
Total Modal
Tahun 2009 Rp48.228.553 = 1.24775506 / 1.25 = 125%
Rp38.652.260
Tahun 2010 Rp43.343.664 = 0.975796748 /0.97
Rp44.418.742
Analisis
Pada tahun 2009, ratio
hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar
Rp48.228.553 dengan penjualan sebesar
Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1.25.
Pada tahun 2010 terjadi
penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang
diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan
sebesar Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar
Rp0.97.
Debt Ratio
Menunjukan sejauh mana
hutang dapat ditutupi oleh aktiva
Rumus:
Total Hutang
Total Aktiva
Tahun 2009 Rp48.228.553 = 0.4930631 / 0.5 =
5%
Rp97.814.160
Tahun 2010 Rp43.343.664 = 0.434486154 / 0.43 =
43%
Rp99.758.447
Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang
digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan
pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan
pinjaman yang semakin kecil pula.
Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio
Penutupan)
Rasio yang mencerminkan
besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus;
Laba Bersih Sebelum Bunga
dan Pajak
Beban Bunga
Tahun 2009 Rp22.447.021 = 10.70956899 / 10.70 = 1070%
Rp 2.095.978
Tahun 2010 Rp21.416.351 =
11.10786422 / 11.11 = 1111%
Rp 1.928.035
Analisis
Pada tahun 2009 ratio
coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan
laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga
sebesar Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio
coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010
yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak
sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035.
Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas
Menunjukan besarnya
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh
tempo.
Current Ratio
Rumus:
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp16.186.024 X 100% = 0.601864751
Rp26.893.125
= 60.18% / 60.2%
Tahun 2010 Rp18.730.627 X 100% = 0.914898662
Rp20.472.898
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, current
ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar
sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti
setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
0.602.
Pada tahun 2010, current
ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada
tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627
dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom
dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91.
Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.
Rumus:
Aktiva Lancar - Persediaan X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp16.186.024 - Rp128.025 X 100% = Rp16.057.999 X 100%
Rp26.893.125 Rp26.893.125
=
0.597104241
= 59.7% / 60%
Tahun 2010 Rp18.730.627 - Rp90.140 X 100% = Rp18.640.487 X 100%
Rp20.472.898
Rp20.472.898
= 0.910495768
=
91%
Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio
Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar
Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1,
hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio
mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang
diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang
lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin
quick asset sebesar Rp0.91.
Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus:
Kas(Bank) X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp 7.805.460 X 100% = 0.290239977
Rp26.893.125 = 29%
Tahun 2010 Rp 9.119.849 X 100% = 0.445459602
Rp20.472.898 = 44.5%
Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio
PT Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar
Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap
Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29.
Pada tahun 2010, cash ratio
Pt Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi 44.5% pada
tahun 2010, dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang
lancar sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar dapat
dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.445.
Sumber : www.telkom.co.id
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus