Senin, 28 April 2014

Tugas Analisis Laporan Keuangan

Analisa Rasio Laporan Keuangan: Perhitungan Rentabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas Pada PT. Telekomunikasi, Tbk

Analisa rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh dana.
Perhitungan Rasio Rentabilitas, Solvabilitas, dan Likuiditas :
1. Laporan Neraca Konsolidasian PT. Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan.





1.    Laporan Laba Rugi PT Telekomunikasi Tbk.



Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset  perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.
Rumus:
=    Laba Bersih Sebelum Pajak
                Total Aktiva
Tahun 2009            Rp22.447.021       =  0.229486415 / 0.23
                                Rp97.814.160
Tahun 2010            Rp21.416.351       = 0.214682081 / 0.21
                                Rp99.758.447  

Rendahnya rentabilitas tergantung pada :
Operating Profit Margin
Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang dilakukan.
Rumus:    
= Laba bersih sebelum pajak
           Penjualan

Tahun 2009        Rp22.447.021      =  0.331676185 / 0.33   = 33%
                            Rp67.677.518

Tahun 2010        Rp21.416.351      =  0.312058962 / 0.31   = 31%
                            Rp68.629.181   

Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
=   Penjualan          
   Total Aktiva

Tahun 2009               Rp67.677.518   =  0,6918989847686674 / 0.70   = 7%
                                   Rp97.814.160
Tahun 2010               Rp68.629.181   =  0,6879535825171777 / 0.69  = 69%
                                   Rp99.758.447  
                                                       
Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Rasio solvabilitas terdiri dari:
Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus:
= Total Hutang
   Total Modal

Tahun 2009            Rp48.228.553      = 1.24775506 / 1.25 = 125%
                                Rp38.652.260    
Tahun 2010            Rp43.343.664      =  0.975796748 /0.97
                                Rp44.418.742     
Analisis
Pada tahun 2009, ratio hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp48.228.553  dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp 1.25.
Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97.

Debt Ratio 
Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva
Rumus:
Total Hutang
Total Aktiva
Tahun 2009           Rp48.228.553     = 0.4930631 / 0.5          =  5%
                               Rp97.814.160
Tahun 2010           Rp43.343.664     = 0.434486154 / 0.43     =  43%
                               Rp99.758.447
Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.
Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)
Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus;
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
                 Beban Bunga
Tahun 2009      Rp22.447.021   = 10.70956899 / 10.70    = 1070%
                         Rp  2.095.978
Tahun 2010      Rp21.416.351   = 11.10786422 / 11.11    = 1111%
                         Rp  1.928.035
Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070%  pada tahun 2009 menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035.

Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas
Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo.

Current Ratio
Rumus:
 Aktiva Lancar 
 Hutang Lancar
Tahun 2009         Rp16.186.024    X 100%   = 0.601864751
                             Rp26.893.125
                                                                       = 60.18% / 60.2%
Tahun 2010         Rp18.730.627    X 100%   = 0.914898662
                             Rp20.472.898
                                                                       = 91%
Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602.
Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91.

Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling liquid.
Rumus:
Aktiva Lancar - Persediaan      X 100%
       Hutang Lancar
Tahun 2009           Rp16.186.024 - Rp128.025       X 100%      = Rp16.057.999   X 100%
                                     Rp26.893.125                                           Rp26.893.125
                                                                                                    = 0.597104241
                                                                                                    = 59.7% / 60%
Tahun 2010           Rp18.730.627 - Rp90.140         X 100%      = Rp18.640.487   X 100%
                                        Rp20.472.898                                        Rp20.472.898
                                                                                                    = 0.910495768
                                                                                                    = 91%
Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar Rp0.91.

Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus:
Kas(Bank)             X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009       Rp 7.805.460     X 100%     = 0.290239977
                           Rp26.893.125                      = 29%
Tahun 2010      Rp 9.119.849      X 100%     = 0.445459602
                          Rp20.472.898                       = 44.5%
Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio PT Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank) sebesar Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29.
Pada tahun 2010, cash ratio Pt Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi 44.5% pada tahun 2010, dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang lancar sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.445.



Sumber : www.telkom.co.id

1 komentar: